Post Partum Psikosa
Oleh : Siti Mahmudah
Kasus depresi
berat yang disebut Postpartum Psychosis
ini merupakan keadaan yang paling parah sebagai lanjutan dari depesi post
partum,yang merupakan gangguan jiwa berat yang ditandai dengan waham,
halusinasi dan kehilangan rasa kenyataan (sense of reality). Penderita akan
bertingkah-laku aneh, melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada, dan
membahayakan dirinya dan bayinya. Kondisi ini sangat berbahaya dan akan semakin
buruk bila tidak segera dilakukan terapi. Gangguan jiwa yang serius, yang
timbul akibat penyebab organik ataupun emosional (fungsional) dan yang
menunjukkan gangguan kemampuan berpikir, bereaksi secara emosional, mengingat,
berkomunikasi, menafsirkan kenyataan dan bertindak sesuai kenyataan itu,
sehingga kemampuan untuk memenuhi tuntutan hidup sehari-hari sangat terggantung
pada kecakapan ibu dalm menghadapi keadaan ini. Skriningnya pun akan lebih
mudah karna gejala gejala yang muncul lebih jelas dan aneh. Sehingga dengan
cepat dapat di ketahui. Diantaraya dengan memhami hal berikut:
Post Partum Psikosa merupakan depresi
yang terjadi pada minggu pertama dalam 6 minggu setelah melahirkan.Disebabkan
karena wanita menderita bipolar disorder atau masalah psikiatrik lainnya yang
disebut schizoaffektif disorder. Wanita tersebut mempunyai resiko tinggi untuk
terkena post partum psikosa. Dan Gejala yang sering terjadi adalah delusi,
halusinasi, gangguan saat tidur, obsesi mengenai bayi.
Pada wanita
yang menderita penyakit ini dapat terkena perubahan mood secara drastis, dari
depresi ke kegusaran dan berganti menjadi euforia dalam waktu singkat.
Penderita kehilangan semangat dan kenyamanan dalam beraktifitas,sering
menjauhkan diri dari teman atau keluarga, sering mengeluh sakit kepala dan
nyeri dada, jantung berdebar-berdebar serta nafas terasa cepat.
Untuk mengurangi jumlah penderita ini sebagai anggota keluarga hendaknya harus lebih memperhatikan kondisi dan keadaan ibu serta memberikan dukungan psikis agar tidak merasa kehilangan perhatian.
Untuk mengurangi jumlah penderita ini sebagai anggota keluarga hendaknya harus lebih memperhatikan kondisi dan keadaan ibu serta memberikan dukungan psikis agar tidak merasa kehilangan perhatian.
Saran kepada
penderita adalah untuk Beristirahat cukup, Mengkonsumsi makanan dengan gizi
yang seimbang, Bergabung dengan orang-orang yang baru, Bersikap fleksible,
Berbagi cerita dengan orang terdekat, Sarankan untuk berkonsultasi dengan
tenaga medis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar