DEPRESI POST
PARTUM
Oleh : Saturnina Dolorosa Bili
Depresi Secara Umum
Depresi lebih dari sekadar perasaan bad mood, sedih,
'melow', sensitif, atau feeling 'blue'. Akan tetapi si penderita tampak sedih,
hilang minat, tidak ada rasa senang, timbul rasa bersalah, tenaga berkurang,
merasa rendah diri, tidak ada harapan, tidak berdaya, atau tidak bertenaga.
Setelah melahirkan, banyak wanita memiliki suasana hati yang
berubah-ubah. Mereka mungkin merasa bahagia di satu saat, kemudian sedih saat
berikutnya. Beberapa wanita juga dapat kehilangan nafsu makan mereka, menderita
masalah tidur, dan merasa sedih. Tapi, gejala ini seringkali disebabkan
oleh “baby blues” – kondisi temporer yang dialami 50-80% wanita setelah
melahirkan.
Penyebab
Depresi adalah penyakit mental yang cenderung menurun dalam
keluarga. Wanita dengan riwayat keluarga depresi cenderung lebih mudah terkena
depresi. Selain bakat bawaan, perubahan hormon setelah melahirkan diduga
memicu depresi. Ketika Anda hamil, kadar hormon estrogen dan progesteron
sangat meningkat. Dalam 24 jam pertama setelah melahirkan, kadar hormon
tersebut dengan cepat kembali normal. Perubahan besar dalam kadar hormon dapat
menyebabkan depresi. Ini mirip dengan perubahan hormon lebih kecil yang
dapat memengaruhi suasana hati perempuan sebelum mendapat haid. Kadar
hormon tiroid juga bisa turun setelah melahirkan. Tiroid adalah kelenjar kecil
di leher yang membantu mengatur penggunaan dan penyimpanan energi dari
makanan. Penurunan tingkat hormon tiroid dapat menyebabkan gejala depresi.
Pengeobatan
Depresi postpartum dapat diobati dengan obat antidepresi dan
konseling dengan psikiater.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar