Kamis, 01 November 2012


DEPRESI POST PARTUM
Oleh : Saturnina Dolorosa Bili

Depresi Secara Umum
Depresi lebih dari sekadar perasaan bad mood, sedih, 'melow', sensitif, atau feeling 'blue'. Akan tetapi si penderita tampak sedih, hilang minat, tidak ada rasa senang, timbul rasa bersalah, tenaga berkurang, merasa rendah diri, tidak ada harapan, tidak berdaya, atau tidak bertenaga.

Setelah melahirkan, banyak wanita memiliki suasana hati yang berubah-ubah. Mereka mungkin merasa bahagia di satu saat, kemudian sedih saat berikutnya. Beberapa wanita juga dapat kehilangan nafsu makan mereka, menderita masalah tidur, dan merasa sedih. Tapi, gejala ini seringkali disebabkan oleh “baby blues” – kondisi temporer yang dialami 50-80% wanita setelah melahirkan.

Penyebab
Depresi adalah penyakit mental yang cenderung menurun dalam keluarga. Wanita dengan riwayat keluarga depresi cenderung lebih mudah terkena depresi. Selain bakat bawaan, perubahan hormon setelah melahirkan diduga memicu depresi. Ketika Anda hamil, kadar hormon estrogen dan progesteron sangat meningkat. Dalam 24 jam pertama setelah melahirkan, kadar hormon tersebut dengan cepat kembali normal. Perubahan besar dalam kadar hormon dapat menyebabkan depresi. Ini mirip dengan perubahan hormon lebih kecil yang dapat memengaruhi suasana hati perempuan sebelum mendapat haid. Kadar hormon tiroid juga bisa turun setelah melahirkan. Tiroid adalah kelenjar kecil di leher yang membantu mengatur penggunaan dan penyimpanan energi dari makanan. Penurunan tingkat hormon tiroid dapat menyebabkan gejala depresi.

Pengeobatan
Depresi postpartum dapat diobati dengan obat antidepresi dan konseling dengan psikiater.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar